top of page

Berita Terkini

Study of Natural Forest Regeneration

Meraang, Februari 2014

Study of Natural Forest Regeneration  atau Studi Regenerasi di Hutan Alam dilaksanakan bekerja sama dengan Laboratorium Silvikultur Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur permudaan pada areal bekas tebangan (LOA) mempunyai karakteristik struktur permudaan hutan alam normal dengan membentuk kurva “J” terbalik dimana tegakan didominasi oleh tanaman berdiameter kecil dengan jenis beragam dan multi stratum. Komposisi permudaan tingkat tiang dan pohon mengalami peningkatan jumlah mulai dari LOA muda ke LOA tua, sedangkan volumenya mengalami penurunan berturut-turut dari LOA muda, sedang, dan tua adalah 119,44 m³/ha, 152.65 m³/ha, dan 104.15 m³/ha. Spesies yang mendominasi pada tingkat pohon di LOA sedang dan tua adalah jenis komersial kelas Dipterocarpaceae (Shorea sp.), sedangkan untuk LOA muda didominasi jenis non komersial non-Dipterocarpaceae nyatoh (Palaquium sp.). Nilai Keanekaragaman Jenis pada setiap tingkatan pada semua LOA termasuk tingkat sedang. Nilai Kekayaan Jenis pada LOA sedang termasuk dalam tingkat tinggi dan untuk LOA muda dan tua termasuk dalam tingkat sedang.

Pelatihan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja 

Meraang, Januari 2014

 

Tujuan Pelatihan SMK3 adalah :  Mengerti & Memahami : UU. No. 1 Tahun 1970 & Permen No. 5 Tahun 1985, Tugas & Fungsi K3, Pengetahuan Tentang Kecelakaan & Penyebabnya, mempertahankan kesehatan & keselamatan pekerja  serta mencegah dan mengurangi terjadinya keselakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Pelatihan SMK3 diikuti oleh 25  orang peserta terdiri dari  : UMH Meraang  11 orang, PT. SAMA  7 orang, UMH  Sambarata & PT. HLL masing-masing 2 orang, sedangkan dari UMH  Tepian Buah,  UMH Pimping, UMH Pangean & Umh Segah Hulu, masing-masing 1  orang peserta.

Peserta pelatihan sangat antusias  dalam mengikuti materi pelatihan baik  yang bersifat teori  maupun  prakteknya.  Hal ini  karena dalam pelaksanaan  pelatihan  ini banyak hal-hal yang baru di dapat  dengan harapan bisa diterapkan  di tempat kerja masing-masing.

Dalam praktek pelatihan  ini juga mudah diingat dan diikuti oleh peserta, apabila suatu saat terjadi hal-hal yang bersifat emergency di lapangan, sehingga peserta  diharapkan bisa memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.

Participtory Mapping

Meraang, Februari 2014

 

Kegiatan pemetaan partisipatif PT. INHUTANI I UMH Meraang dilaksanakan pada tanggal 13  – 22 Februari 2014.  Kegiatan lapangan dimulai dengan pelatihan (in house training) di Tanjung Redeb selama dua hari yang sekaligus di dalamnya dilakukan pengumpulan data sekunder serta praktik identifikasi kampung dan penyusunan rencana survey lapangan.

 

Hasil study diketahui kampung-kampung yang teridentifikasi memiliki wilayah kampung di dalam areal IUPHHK PT. INHUTANI I UMH Meraang, yaitu : 1.  Kampung Inaran, Kecamatan Sambaliung; 2.  Kampung Long Lanuk, Kecamatan Sambaliung; 3.  Kampung Merasa, Kecamatan Kelay; 4.  Kampung Tabular Ulu, Kecamatan Tabalar. Dan masing masing batas wilayah kampung telah dipetakan.

Social Impact Assesment

Meraang, Februari 2014

 

Kegiatan penilaian dampak sosial dilaksanakan selama bulan Februari  –  April 2014. Pengumpulan data primer menggunakan metode penilaian partisipatif dalam Focus Group Discussion  (FGD), dilengkapi dengan wawancara dan pengamatan lapangan terbatas. Kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu yang dilaksanakan oleh PT. INHUTANI I UMH Meraang menimbulkan baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan berupa peningkatan kesempatan kerja dan pemenuhan hak-hak pekerja, peningkatan peluang berusaha, peningkatan aksesibilitas masyarakat, timbulnya kesepakatan dan kerja sama, dan timbulnya persepsi positif masyarakat terhadap perusahaan. Sementara  itu dampak negatif yang teridentifikasi yaitu timbulnya konflik sosial dan timbulnya persepsi negatif masyarakat terhadap perusahaan. Beberapa upaya perbaikan yang direkomendasikan antara lain sebagai berikut : 1.  Penguatan organisasi kelola sosial.2.  Penyusunan rencana kelola sosial 3.  Perbaikan pelaksanaan dan pemantauan kegiatan kelola sosial 4.  Ketenagakerjaan dan lingkungan kerja.

High Conservation Value Forest Assesment

Meraang, Maret 2014

 

Dalam memenuhi komitmen hutan lestari, PT Inhutani I UMH Meraang bekerja sama dengan Ideas Consultancy melakukan kajian identifikasi HCVF menggunakan pedoman atau panduan identifikasi kawasan bernilai konservasi tinggi  di Indonesia  (HCV  Toolkit  Indonesia  2008) yang dilakukan oleh IDEAS  Consultancy Services.

 

Secara umum, prinsip penilaian HCVF dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: (1) Keanekaragaman Hayati (NKT 1, 2, dan 3), (2) Jasa Lingkungan (NKT 4), dan (3) Sosial Budaya (NKT 5 dan 6). KBKT telah dilakukan dengan analisis data sekunder, pengambilan data primer pada tanggal 17 - 26 Maret 2014, dan konsultasi publik pada tanggal 27 Maret 2014.

 

Hasil assesment telah mengidentifikasi adanya NKT 1, 3, 4, 5 dan 6 di areal kerja dan rekomendasi pengelolaan dan pemantauan kawasan HCVF.

Training Management of Biodiversity

Meraang, Juni 2014

PT  INHUTANI  I    UMH Meraang  mempunyai komitmen untuk mengelola  hutan secara lestari (Sustainable forest management).  Dengan diadakannya pelatihan ini kiranya para staf lapangan dalam meningkatkan pemahaman terhadap flora serta satwa yang dilindungi oleh Pemerintah Indonesia maupun yang masuk dalam daftar IUCN dan CITES, sehingga dengan demikian UMH dapat mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan hutan dari aspek flora dan faunanya. Peserta tidak hanya dari staf PT Inhutani I UMH Meraang tetapi juga dari PT Inhutani I UMH Sambarata, Labanan, UMHTI Batuampar dan PT Hutansanggam Labanan Lestari.

Study On Logging-Waste Utilization

Meraang, September 2014

Kegiatan pemanenan hutan akan menghasilkan volume produksi kayu yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan taksiran volume awal yang ditentukan oleh pihak perencanaan hutan. Salah satu faktor penyebabnya adalah keberadaan kayu yang tertebang yang tidak terangkut karena medan yang sulit dan juga kondisi kayu yang cacat. Kayu tersebut kemudian dikenal dengan istilah limbah kayu. Untuk itu perlu suatu kajian untuk menaksir potensi kayu limbah akibat dari pemanenan sehingga dapat dirumuskan suatu kegiatan pemanenan dan pemanfaatan kayu yang lebih efisien dan efektif dalam mendukung pengelolaan hutan yang ramah lingkungan, efisien dan lestari. Hasil Penelitian Volume limbah total kayu akibat penebangan di PT Inhutani I Meraang adalah 8,12 m3/pohon yang didominasi oleh batang utama dan cabang batang utama dengan diameter 30 cm up, Presentase volume rata-rata limbah yang tergolong ke dalam avoidable waste logging hingga TBBC adalah 19,75%, Faktor eksploitasi di PT Inhutani I Meraang dihitung hingga TBBC yakni 73,7% sedangkan dihitung hingga diameter 10 cm up yakni 60,1%. 

© 2014 by Ronald Sipayung

  • Facebook Clean
  • Twitter Clean
  • LinkedIn Clean
bottom of page